Uskup Agung Merauke Tekankan Pentingnya Pendidikan dan Peran Keluarga di Peringatan 120 Tahun Injil Masuk di Papua Selatan

Mgr. Mandagi juga mengaitkan pesan ini dengan nilai iman yang diwariskan para misionaris sejak Injil pertama kali diterima di selatan Papua 120 tahun lalu. Ia berharap umat Katolik menjadikan peringatan ini sebagai momen refleksi untuk memperkuat komitmen dalam membina iman, keluarga, dan pendidikan demi kemajuan masyarakat Papua Selatan.

Melkior Rengil

8/14/20251 min read

Merauke — Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC, menyampaikan dua pesan penting dalam ibadah syukur peringatan 120 tahun Injil dan Gereja Katolik di Papua Selatan, Kamis (14/8/2025). Beliau menegaskan bahwa pendidikan dan ketahanan keluarga adalah fondasi utama untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Papua Selatan.

“Kalau kita ingin berubah menjadi lebih hebat dan lebih tinggi, maka tekankanlah pendidikan. Pendidikan adalah paspor menuju masa depan,” kata Mgr. Mandagi, mengutip tokoh dunia Nelson Mandela. Ia juga mengingatkan pepatah filsuf Yunani Aristoteles bahwa “pendidikan itu akarnya pahit, tetapi buahnya manis,” sebagai dorongan bagi orang tua untuk berkorban demi pendidikan anak.

Menurutnya, pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah atau gereja, tetapi dimulai dari rumah. “Keluarga adalah sekolah pertama. Kalau keluarga rusak, sulit membentuk generasi yang berpendidikan dan berkarakter,” tegasnya.

Mgr. Mandagi juga mengaitkan pesan ini dengan nilai iman yang diwariskan para misionaris sejak Injil pertama kali diterima di selatan Papua 120 tahun lalu. Ia berharap umat Katolik menjadikan peringatan ini sebagai momen refleksi untuk memperkuat komitmen dalam membina iman, keluarga, dan pendidikan demi kemajuan masyarakat Papua Selatan.

“Kalau kita ingin wilayah ini memiliki masa depan yang baik, maka jangan biarkan generasi kita menjadi generasi yang tertinggal. Didiklah anak-anak kita, agar mereka mampu memimpin dan membangun tanah ini dengan bijak,” pungkasnya.