South Papua Culture Meet: Wujudkan Asta Cita Presiden untuk Papua Sejahtera

Kegiatan South Papua Culture Meet menjadi ajang penting penguatan kolaborasi antara pemerintah, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan dalam membangun kesejahteraan di Tanah Papua. Acara terpusat di Nabire, Ibu Kota Papua Tengah, dan diikuti secara video conference oleh seluruh provinsi di Tanah Papua, termasuk Papua Selatan

PEMPROV PAPSEL

Joseph Corputty

8/12/20252 min read

South Papua Culture Meet: Bersama Wujudkan Asta Cita Presiden untuk Papua Sejahtera

Merauke – Kegiatan South Papua Culture Meet menjadi ajang penting penguatan kolaborasi antara pemerintah, tokoh adat, dan tokoh masyarakat dalam membangun kesejahteraan di Tanah Papua.

Acara terpusat di Nabire, Ibu Kota Papua Tengah, dan diikuti secara video conference oleh seluruh provinsi di Tanah Papua, termasuk Papua Selatan pada Selasa (12/7/2025).

Di Merauke, tepatnya di Gedung Belafiesta, kegiatan dihadiri langsung oleh Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo, Ketua DPR Papua Selatan Heribertus Silubun, Ketua MRP Papua Selatan Damianus Katayu, Liaison Officer BIN Daerah Papua Selatan, unsur Forkopimda TNI-Polri, serta perwakilan tokoh adat dan tokoh masyarakat dari masing-masing kabupaten di Papua Selatan.

Para tokoh adat dari Kabupaten Merauke, Mappi, Asmat, dan Boven Digoel hadir untuk memberikan dukungan penuh terhadap Asta Cita Presiden RI, khususnya program Makan Bergizi Gratis dan Koperasi Merah Putih.

Turut hadir melalui video conference Menteri Koperasi RI, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Yandri Susanto, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), serta para gubernur dari enam provinsi di Tanah Papua.

Menteri PDT Yandri Susanto menegaskan bahwa Papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Indonesia. Ia menyampaikan bahwa dana desa untuk Papua mencapai sekitar Rp6 triliun setiap tahun, dan melalui program TEKAD (Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu), pembangunan akan dimulai dari desa-desa.

“Kalau kita membangun kampung di Papua, sejatinya kita membangun Indonesia. Jakarta tidak pernah menganaktirikan Papua, ini kebanggaan kita semua,” tegas Yandri.

Kepala BGN Dadan Hindayana memaparkan bahwa angka BGN di Papua Selatan sudah mencapai 25%, namun masih dibutuhkan sekitar 7.000 Satuan Layanan Gizi. Ia berharap program gizi nasional dapat melibatkan mama-mama Papua dan warga lokal untuk mengolah hasil alam setempat.

Tokoh masyarakat Papua Selatan, Kasimirus Gebze, menekankan pentingnya sinergi tiga pihak—pemerintah, masyarakat, dan investor—demi percepatan pembangunan di Tanah Papua. “Sebentar lagi kita akan merayakan HUT Kemerdekaan Indonesia. Maka itu, kami apresiasi dan mendukung rencana baik pemerintah pusat di daerah," ujarnya.

Namun, ia juga mengingatkan agar masuknya investor di Papua Selatan difasilitasi melalui prinsip “duduk tiga tungku” antara pemerintah, masyarakat, dan investor agar semua berjalan lancar.

Kegiatan South Papua Culture Meet diharapkan menjadi momentum memperkuat kerja sama lintas sektor dan wilayah, demi terwujudnya kesejahteraan dan kemandirian kampung di seluruh Tanah Papua.

Bulletin.id melaporkan dari ujung timur Indonesia.