Menceritakan kembali Kisah Penjemputan dan Doa Syukur Ian Maruwo Hugagi, Tunas Baru dari Korowai dan Kombai
“Saya merasa ini bukan sekadar amanah politik, tetapi juga panggilan budaya. Orang tua dan para tokoh adat melihat saya sebagai tunas baru yang tumbuh di tengah masyarakat, dan saya harus menjaganya dengan penuh tanggung jawab,” ujarnya dengan suara bergetar.
DPRK BOVEN DIGUEL
7/14/20252 min read


Suasana yang Tak Biasa di Kilometer 3
Saat itu pada tanggal 20 Mei 2025, halaman Gereja Garam dan Terang Dunia di Kilometer 3, Boven Digoel, berubah menjadi tempat yang sangat istimewa. Masyarakat adat dari suku Korowai dan Kombai datang berbondong-bondong, mengenakan pakaian adat, membawa simbol-simbol budaya, dan menyanyikan lagu-lagu pujian. Semua ini dilakukan demi menyambut dan mendoakan anak muda kebanggaan mereka, Ian Maruwo Hugagi, yang baru saja dilantik sebagai anggota DPRK Afirmasi Korowai periode 2024–2029.
Penjemputan Adat yang Sarat Makna
Penjemputan ini bukan sekadar acara seremonial biasa. Para tokoh adat menyambut Ian Maruwo Hugagi secara adat, dengan penuh makna dan kehormatan. Prosesi adat dilakukan sebagai bentuk penghargaan dan restu dari masyarakat terhadap Ian Maruwo Hugagi yang kini membawa nama mereka di ruang pemerintahan. Ini menjadi simbol bahwa Ian Maruwo Hugagi bukan hanya milik keluarganya, tapi telah menjadi milik seluruh masyarakat Korowai dan Kombai.
Doa Syukur Penuh Haru
Usai penjemputan, masyarakat dan tokoh gereja bersama-sama memanjatkan doa syukur di Gereja. Suasana menjadi sangat hening dan khidmat. Doa-doa dinaikkan sebagai bentuk ucapan syukur atas pelantikan Ian Maruwo Hugai, sekaligus harapan agar langkahnya selalu dalam bimbingan Tuhan. Tangis haru terlihat di wajah beberapa orang tua, menandakan betapa besar makna momen ini bagi mereka.
Sambutan Penuh Rasa Terima Kasih
Dalam sambutannya, Ian Maruwo Hugagi menyampaikan rasa terima kasih yang begitu dalam kepada masyarakat adat Korowai dan Kombai. Ia menyadari betul bahwa kepercayaan ini bukan hal yang ringan dan mudah. Bagi Ian, ini bukan hanya amanah politik, tetapi juga panggilan budaya dan spiritual yang lahir dari akar identitasnya sebagai anak adat.
“Saya merasa ini bukan sekadar amanah politik, tetapi juga panggilan budaya. Orang tua dan para tokoh adat melihat saya sebagai tunas baru yang tumbuh di tengah masyarakat, dan saya harus menjaganya dengan penuh tanggung jawab,” ujarnya dengan suara bergetar.
Harapan yang Diwakilkan Seorang Anak Adat
Ian Maruwo Hugagi mengatakan bahwa dirinya merasa sangat terharu melihat penyambutan hangat dari masyarakat. Menurutnya, ini adalah pengingat bahwa ia tidak berjalan sendiri. Ia membawa harapan banyak orang yang selama ini menanti agar suara mereka bisa sampai ke tingkat kebijakan dan pemerintahan. Penjemputan ini menunjukkan bahwa masyarakat adat masih percaya akan masa depan dan wakil yang mampu memperjuangkan nilai-nilai mereka.
Penutup dalam Doa dan Penguatan Iman
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh hamba Tuhan. Doa ini menjadi peneguhan rohani bahwa langkah Ian ke depan adalah bagian dari rencana Tuhan. Ia dipercaya untuk melayani rakyat, bukan hanya dengan visi politik, tapi juga dengan hati yang berpijak pada adat, budaya, dan iman.
Copyright © Bulletin ID All Reserved.
BERITA PAPUA SELATAN TERKINI !
Media Sosial :
Masukan Tanggapan

