Gubernur Papua Selatan, Dr. Ir. Apolo Safanpo, S.T., M.T., secara langsung meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan Compressed Biomethane Gas (CBG) pertama di Tanah Papua

Gubernur menegaskan pentingnya kemandirian energi bagi masa depan bangsa. Menurutnya, negara yang kuat ke depan adalah negara yang mampu swasembada pangan dan energi. “Energi adalah kekuatan yang menggerakkan seluruh kehidupan. Dari manusia, industri, hingga peradaban. Kalau tidak ada energi, seluruh aktivitas akan berhenti.”

PEMPROV PAPSEL

Melkior Rengil

8/1/20251 min read

MERAUKE – TSE Group melalui anak usahanya, PT Berkat Cipta Abadi (BCA), meresmikan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan Compressed Biomethane Gas (CBG) pertama di Tanah Papua, Jumat, 01 Agustus 2025, di Distrik Ulilin, Kabupaten Merauke. Peresmian ini mengusung tema “Green Power, Born from Waste” dan dihadiri sejumlah pejabat penting seperti Gubernur Papua Selatan Dr. Apolo Safanpo, Bupati Merauke Yoseph Gebze, serta Ketua dan Wakil Ketua DPR dan MRP Papua Selatan.

Dalam sambutannya, Gubernur Papua Selatan menegaskan bahwa energi merupakan kekuatan utama penggerak peradaban dan pembangunan. Ia menyebut bahwa negara-negara maju saat ini berlomba-lomba membangun ketahanan energi, khususnya energi terbarukan. “Kalau tidak ada energi, tidak akan ada pergerakan, tidak ada pembangunan. Energi adalah kekuatan untuk menghidupkan teknologi, industri, dan kehidupan itu sendiri,” ujarnya.

Gubernur juga menjelaskan pentingnya transisi dari energi fosil ke energi bersih. Ia memaparkan bahwa biogas seperti yang dibangun oleh TSE Group berasal dari limbah organik seperti kotoran hewan dan tumbuhan, dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. "Hari ini kita akan resmikan 2 Megawatt, dan ke depan kita bisa tingkatkan hingga 5 Megawatt untuk mendukung kebutuhan listrik masyarakat," tambahnya.

Bupati Merauke Yoseph Gebze turut mengapresiasi pembangunan fasilitas ini. Ia menilai kehadiran PLTBiogas merupakan lompatan penting dalam arah pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan di Papua Selatan. “Hari ini kita berada di tengah dinamika pembangunan yang berbeda dibanding 10-20 tahun lalu. Hidrisasi energi dan upaya menjaga lingkungan harus menjadi prioritas bersama,” ucapnya.

Fasilitas yang mulai beroperasi sejak Mei 2025 ini mampu mengolah 1.000 meter kubik limbah cair kelapa sawit (POME) per hari menjadi gas metana. Gas tersebut digunakan untuk menghasilkan listrik sebesar 2 Megawatt (MW), sementara sisanya dikompresi menjadi CBG, bahan bakar alternatif pengganti solar. Sejak beroperasi, PLTBiogas ini telah mengurangi emisi karbon hingga 15.000 ton, dengan target 60.708 ton CO₂ per tahun, serta pengurangan konsumsi solar sebanyak 4 juta liter.

Acara peresmian ditutup dengan penyerahan izin usaha kelistrikan dari Gubernur kepada TSE Group, pemberian plakat penghargaan kepada PT BCA, dan penampilan tari tradisional Yospan oleh grup seni Cenderawasih Asiki.

Bulletin Id melaporkan sebagai suara dari ujung timur Indonesia.