Gubernur Papua Selatan Ajak Refleksi Makna Iman di Peringatan 120 Tahun Injil Masuk di Papua Selatan

“Kita mengaku anak, keluarga, komunitas, iman, dan gereja adalah hal terpenting dalam hidup, tetapi waktu terbaik kita sering tidak kita berikan untuk itu. Justru kita bangun pagi bukan untuk berdoa, melainkan membuka pesan WhatsApp, live di TikTok, atau melihat media sosial,” tegasnya.

Melkior Rengil

8/14/20251 min read

Merauke — Gubernur Papua Selatan menghadiri ibadah syukur peringatan 120 tahun Injil dan Gereja Katolik di wilayah selatan Tanah Papua yang digelar di Merauke, Kamis (14/8/2025). Dalam sambutannya, Gubernur mengajak seluruh umat untuk menjadikan momen bersejarah ini sebagai waktu refleksi terhadap perkembangan iman dan kehidupan bergereja.

“Atas nama Pemerintah dan masyarakat Provinsi Papua Selatan, saya mengucapkan selamat dan bahagia atas peringatan 120 tahun Injil dan Gereja Katolik di selatan Tanah Papua. Semoga ini menjadi kesempatan untuk menilai kembali perkembangan iman dan komunitas umat Allah di wilayah kita,” ujarnya.

Gubernur mengangkat pandangan sejarawan Max Weber tentang pergeseran nilai sejak era Renaissance hingga modernitas. Ia menyebut, di masa lalu orang bekerja untuk hidup, namun kini banyak yang hidup untuk bekerja, sehingga waktu terbaik justru habis untuk mengejar target dan pekerjaan, bukan untuk keluarga, komunitas, atau pengembangan iman.

“Kita mengaku anak, keluarga, komunitas, iman, dan gereja adalah hal terpenting dalam hidup, tetapi waktu terbaik kita sering tidak kita berikan untuk itu. Justru kita bangun pagi bukan untuk berdoa, melainkan membuka pesan WhatsApp, live di TikTok, atau melihat media sosial,” tegasnya.

Menurutnya, fenomena ini mencerminkan paradoks zaman modern yang mengorbankan kebersamaan dan spiritualitas demi produktivitas. Ia juga menyoroti pergeseran tujuan pendidikan, yang dulunya membentuk karakter dan pemikiran bebas, kini lebih diarahkan untuk mencetak tenaga kerja semata.

Menutup sambutannya, Gubernur mengajak seluruh umat untuk mengembalikan keseimbangan hidup dengan menempatkan iman, keluarga, dan komunitas sebagai prioritas utama, serta memaknai peringatan ini sebagai panggilan untuk hidup dalam kasih dan kebersamaan.